Tag Archives: Bola

Karena Roger Milla Memang Pemain Besar

Karena Roger Milla Memang Pemain Besar – Jika menyebut siapa pemain terbaik dari benua Afrika sepanjang sejarah, namanya pasti tak boleh terlewat. Hal ini sudah pasti harus diamini karena hasil voting CAS (Federasi Sepakbola Afrika) juga mengatakan demikian, ia dianggap sebagai talenta terbaik Afrika 50 tahun terakhir.

Jika masih kurang percaya, coba tanyakan kepada Pele mengapa ia menempatkan orang ini di daftar 125 pemain terbaik dunia. Sebagian besar penikmat sepakbola pada awal 90-an juga pasti mengenalnya, Roger Milla.

Namun karirnya di sepakbola termasuk unik, ia tak pernah memperkuat kesebelasan-kesebelasan besar Eropa. Karirnya diawali dari Léopards Douala tim asal Kamerun pada 1970, ia sudah menyabet gelar juara Liga pada usia 18 tahun di sana. Empat musim berselang Roger Milla lalu pindah ke kesebelasan Kamerun lainnya, Tonnerre jangan lewatkan nonton bola bersama.

Perancis kemudian menjadi pelabuhan berikutnya, negara yang akhirnya menjadi pilihan mayoritas karirnya sebagai pesepakbola profesional. Tercatat ada nama Valenciennes FC, AS Monaco, ST Bastia, Saint-Étienne, hingga Montpellier pada rentang tahun 1977 hingga 1990. Pasca 13 tahun di Prancis, Milla akhirnya kembali lagi ke Kamerun bersama Tonnerre. Karirnya ditutup di Indonesia bersama Pelita Jaya (1994-1995) dan Putra Samarinda (1995-1996).

Ikon Kamerun dan Sepakbola Afrika

Roger Milla memang besar bersama Kamerun dan atas jasa dia pula nama Kamerun kemudian menjadi besar. Total ia sudah bertanding di tiga edisi Piala Dunia, yang pertama pada 1982 di Spanyol. Milla sempat memutuskan pensiun dari timnas pada 1987.

Tetapi negara sepertinya memang masih membutuhkan jasanya waktu itu. Tak tanggung-tanggung sang presiden Kamerun, Paul Biya, menelpon langsung Milla agar kembali ke timnas dan ikut ke Piala Dunia 1990.

Lewat Piala Dunia yang “dipaksa” ini ternyata justru membuat namanya dan sepakbola Kamerun menjadi besar. Roger Milla menjadi bintang turnamen empat tahunan tersebut di usia yang sudah menginjak 38 tahun. Mencetak total empat gol dan membawa Kamerun sebagai tim Afrika pertama yang mencapai perempat final.

Perayaan yang dilakukannya usai mencetak gol dengan berlari ke sudut lapangan di dekat bendera dan menari menjadi sesuatu yang ikonik waktu itu. Ditiru oleh banyak pemain lainnya di seluruh dunia dan menjadi bahan video iklan produk minuman pada Piala Dunia 2010, Milla sendiri juga ikut tampil sebagai cameo di akhir video.

 

Klopp Kesal Saat Diwawancara Usai Kalah dari City

Klopp Kesal Saat Diwawancara Usai Kalah dari City – Manajer Liverpool Juergen Klopp kesal dengan pertanyaan dari jurnalis yang mewawancarainya usai kekalahan telak atas Manchester City. Wawancara itu pun viral.
Klopp saat itu diwawancara oleh Geoff Shreeves dari Sky Sports, usai Liverpool kalah 0-4 di kandang Man City. Itu adalah laga pertama si Merah usai memastikan gelar juara Liga Inggris.

Wawancara usai laga ini juga menjadi viral karena Klopp tak menyembunyikan rasa kesalnya atas sejumlah pertanyaan dari Shreeves usai pertandingan tersebut kunjungi Agen Judi Bola Online Terpercaya.

Berikut transkrip wawancara Klopp dengan Shreeves, seperti dilansir Mirror:

Geoff Shreeves [GS]: Sebelum pertandingan Anda bilang, ‘kami telah mempersiapkan sebaik mungkin, sampai laga dimulai kami takkan tahu bagaimana hasilnya’, usai laga bagaimana menurut Anda situasinya?

Juergen Klopp [JK]: Saya pikir saya mengerti pertanyaan Anda, yang maksudnya Anda tidak yakin seberapa besar makna laga ini bagi kami. Atau seberapa besar… – apa yang Anda maksud dengan pertanyaan itu?

GS: Pra-pertandingan …

JK: Saya tahu, saya tahu …

GS: ‘Kita semua adalah manusia …’

JK: Tepat, tapi saya memaknainya terkait sikap. ‘Apakah permainan itu penting bagi kami, bagaimana hasilnya?’ Dan saya melihat sikap cemerlang, saya melihat anak-anak berjuang sekuat tenaga.

Kami tidak berperilaku seperti seseorang yang menjadi juara seminggu lalu. Jadi, itu tidak penting. Semuanya baik. Kami kurang cair, itu yang pasti, dan dalam beberapa situasi – situasi 50/50 – mereka lebih sigap dari kami.

Dan itulah yang mereka gunakan, dan kemudian lapangan dengan cepat menjadi lebih besar. Jadi gol pertama kami membuat Joe [Gomez] sendirian, jadi seperti lima menit sendirian dalam duel dengan [Raheem] Sterling padahal harusnya ada pemain kedua.

Saya pikir sebelum gol kedua kami kehilangan bola, atau mungkin di gol ketiga, yang tidak masuk akal, tetapi bisa terjadi melawan City dan kemudian Anda memiliki masalah besar.

Mereka memaksimalkan peluang mereka – tidak semua, tetapi banyak – dan kami tidak melakukannya. Jadi City 100% memang pantas menang hari ini, tetapi skor 5-3 atau sesuatu seperti itu juga mungkin terjadi.

Itu memang tidak membuat segalanya jadi lebih baik. Tapi hasilnya 4-0 dan kami harus menerimanya. Dan kami melakukannya. Dan itu saja.

Baca juga: Babak Belur Dihajar Man City, Liverpool Kebanyakan Pesta, ya?
GS: Saat skor masih 0-0, apakah Anda sendiri merasa punya peluang menjanjikan?

JK: Anda bertanya kepada saya? Mengapa Anda bertanya kepada saya apakah kami memiliki peluang yang layak?

GS: Apakah Anda pikir Anda memiliki peluang yang layak?

JK: Kami punya momen tersebut, tetapi Anda tampaknya menonton pertandingan yang benar-benar tenang. Mengapa Anda bertanya kepada saya apakah kami memiliki peluang yang layak? Pertanyaan ini tidak masuk akal.

Kami memiliki peluang yang layak, jadi tanyakan kepada saya soal itu. Jadi kami punya peluang. Sadio Mane ada di dalam kotak. Memang benar kami tidak bisa memaksimalkannya.

Mungkin kami tidak cukup jitu di saat-saat tersebut, tetapi kami punya momen bisa saja mencetak gol, tetapi nyatanya tidak.

Itulah situasi dengan Ederson, itu momen bagus bagi kami, kiper sudah keluar dan mengambil risiko dan beruntung dalam situasi itu. Jadi mungkin kami sudah punya situasi semacam itu, walaupun memang tidak banyak. Dan dalam sepakbola jika Anda tidak mencetak gol (takkan diingat).

Tentu saja sulit untuk merinci peluang-peluang ini karena semua orang tampak langsung melupakannya, bahkan saya juga melupakannya, tetapi begitulah situasinya.

Tapi semua baik-baik saja, itu tidak bagus. Itu bukan hasil yang kami inginkan. Saya ingin melihat sikap yang tepat dan saya telah melihatnya, jadi ini bukan masalah. Kami harus terima hasilnya.

Baca juga: Kata Pep Guardiola Usai Man City Cukur Liverpool
GS: Apakah Anda harus menempatkannya ke dalam sebuah perspektif, fakta bahwa, seperti yang kita katakan sebelum pertandingan, bahwa Anda melihat hal-hal yang Anda inginkan tetapi Anda baru saja memenangkan gelar. Apakah Anda harus menerapkan perspektif itu sama sekali?

JK: Maaf?

GS: Apakah Anda harus menempatkannya ke dalam sebuah perspektif?

JK: Apa artinya itu? Saya kini sama sekali tidak mengerti bahasa Inggris, maaf. Apa artinya itu? Apakah kami harus…

GS: Terkait perspektif, Anda baru saja memenangkan gelar, Anda sendiri yang bilang bahwa lawan lebih sigap di area tertentu sendiri. Anda lebih bahagia dengan pemain Anda malam ini …

JK: Jika Anda ingin membuat sudut pandang bahwa kami tidak fokus di laga tadi, silakan lakukan. Sudah dua kali Anda bertanya soal sikap.

Saya menyukai tim saya … Saya bilang itu dan saya pikir itu sudah jelas. Dan Anda balik lagi, saya pikir kami sudah membuktikan intinya bahwa City adalah tim yang sulit dipercaya.

Jadi, bukankah menyenangkan bahwa di liga ini ada tim lain yang dapat menjadi juara bahkan ketika City tampil dan memainkan sepakbola seperti itu, yang mana ini juga merupakan kejutan.

GS: Saya hampir tiba pada pertanyaan, apakah Anda juga harus memberi apresiasi terhadap seberapa bagus City bermain malam ini?

JK: Mungkin saya lupa itu. Saya sudah mengatakannya, saya sudah mengatakannya. Saya benar-benar memberikan apresiasi.

Ngomong-ngomong saya selalu melakukan itu karena mereka memang luar biasa. Saya melihat musim City dan saya tidak pernah melihat mereka main buruk.

Jujur, bahkan ketika mereka kalah, tetap saja mereka masih memainkan sepakbola yang sangat bagus. Tetapi, pada akhirnya, situasinya seperti ini.

GS: Terima kasih Jurgen.

JK: Sama-sama.

Juventus Kalah di Final Coppa Italia, Kakak Ronaldo Semprot Sarri

Juventus Kalah di Final Coppa Italia, Kakak Ronaldo Semprot Sarri – Kakak perempuan Cristiano Ronaldo meluapkan kemarahannya kepada pelatih Maurizio Sarri usai Juventus kalah di final Coppa Italia, Kamis (18/06/20), dari Napoli.
INDOSPORT.COM – Kakak perempuan Cristiano Ronaldo meluapkan kemarahannya kepada pelatih Maurizio Sarri usai Juventus kalah di final Coppa Italia, Kamis (18/06/20), dari Napoli.

Klub penguasa Serie A Italia, Juventus, secara mengejutkan gagal menjuarai Coppa Italia musim 2019/2020. Pada final yang berlangsung di Stadion Olimpico di kota Roma, Si Nyonya Tua dibekap Napoli 2-4 pada babak adu penalti, setelah pertandingan waktu normal berakhir dengan skor 0-0.

Juventus memang kesulitan menembus pertahanan kokoh Napoli yang dikawal Kalidou Koulibaly. Tangguhnya lini belakang Partenopei bahkan membuat megabintang Cristiano Ronaldo tampak menghilang di laga tersebut. Info lengkap kunjungi judi bola

Baca Juga Dipermalukan Napoli, Begini Reaksi Emosional Ronaldo ke Juventus
Baca Juga Gagal di Juventus, Cristiano Ronaldo Sudah Rencanakan Pensiun
Ia bahkan tidak sempat beraksi di babak adu penalti. Pria Portugal itu diduga menjadi eksekutor kelima Si Nyonya Tua, yang sayangnya tidak mendapat kesempatan karena babak tos-tosan berakhir di penendang keempat.

Performa buruk mantan bintang Real Madrid itu pun mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Menanggapi hal tersebut, Elma Aveiro yang merupakan kakak perempuan Ronaldo pun melontarkan pembelaan.

Dilansir Daily Mail, ia malah menuding taktik kaku Maurizio Sarri sebagai penyebab utama kegagalan Juventus dalam memanfaatkan keberadaan adiknya.

“Apa lagi yang bisa kau (Ronaldo) lakukan? Itulah dia dan hanya itu saja. Itulah sebabnya kesayanganku tidak bisa membuat keajaiban sendiri. Aku tidak bisa mengerti bagaimana kau bisa memainkan sepak bola seperti ini. Bagaimanapun, bangkitlah rajaku,” tulis Elma melalui akun Instagram pribadinya.

Sebelumnya, Sarri menyebut faktor kebugaran membuat sang megabintang tak tampil dengan performa terbaiknya.

Baca Juga Cristiano Ronaldo Terpuruk, Wajah Juventus Diselamatkan 3 Bintang Ini
Baca Juga Bukti Tua, Ini Deretan Kesialan Cristiano Ronaldo bersama Juventus
“Dia dalam kondisi yang sama seperti pemain lainnya, seperti Paulo Dybala dan Douglas Costa. Dia kurang tajam untuk melakukan apa yang terbaik untuk dirinya,” ujar mantan pelatih Chelsea dan Napoli itu.

Gagal di Coppa Italia, Ronaldo dkk kini mengalihkan perhatian ke Serie A Italia, yang akan digelar kembali akhir pekan ini. Mereka kini tengah memuncaki klasemen sementara dan memburu gelar scudetto kesembilan kali beruntun.

Sarri akan memimpin Juventus menghadapi Bologna, Selasa (23/06/20) dini hari WIB dalam lanjutan Serie A pasca corona. Mereka membutuhkan kemenangan untuk menjauh dari kejaran Lazio yang hanya tertinggal 1 poin.